Agus mengakui melihat bocah cantik itu
dalam kondisi lemas.
Tak lama kemudian, bocah mungil tersebut terbujur kaku. Peristiwa itu terjadi kala ia dipanggil ibu angkat Engeline, Margriet, ke dalam kamarnya. Pada saat itu hari masih pagi, sekira pukul 10.00 WITA tanggal 16 Mei 2015.
Menurut Haposan, Agus dipanggil masuk ke kamar Margriet di lantai bawah. Saat Agus masuk ke dalam kamar, ia melihat Engeline sudah tergeletak lemah tak berdaya, dengan posisi badan miring. Rupanya bocah itu tengah sekarat. "Hanya tangannya yang bergerak sedikit, lalu tak bergerak sama sekali," kata Haposan menirukan ucapan Agus.
Tak lama kemudian, bocah mungil tersebut terbujur kaku. Peristiwa itu terjadi kala ia dipanggil ibu angkat Engeline, Margriet, ke dalam kamarnya. Pada saat itu hari masih pagi, sekira pukul 10.00 WITA tanggal 16 Mei 2015.
Menurut Haposan, Agus dipanggil masuk ke kamar Margriet di lantai bawah. Saat Agus masuk ke dalam kamar, ia melihat Engeline sudah tergeletak lemah tak berdaya, dengan posisi badan miring. Rupanya bocah itu tengah sekarat. "Hanya tangannya yang bergerak sedikit, lalu tak bergerak sama sekali," kata Haposan menirukan ucapan Agus.
Pada saat itu, Margriet memerintahkan Agus untuk memperkosa Angeline. Namun,
permintaan itu ia tolak. "Agus tak memperkosa Engeline seperti selama ini
diucapkan. Hal itu (pemerkosaan) ia ungkapkan karena dia ditekan dan
diancam," kata Haposan.
Karena permintaan itu ditolak,
Margriet meminta Agus untuk melepas baju yang dikenakannya, lalu ditaruh di
atas tubuh bocah perempuan yang sudah tak bernyawa.
Margriet kemudian menyuruh Agus mengambil sprei dan membungkusnya. Sore harinya, Agus diminta untuk melarikan diri.
Apakah pengakuan ini berhubungan dengan bercak darah yang ditemukan di kamar Margriet? Ditanya seperti itu, Haposan mengatakan jika hal itu terserah kepada penyidik. "Penyidiklah yang memiliki kewenangan untuk menentukan itu semua," ujarnya.
Dengan begitu, kata Haposan, Agus bukanlah pelaku pembunuhan Engeline. Pelakunya adalah Margriet yang tak lain ibu angkat Engeline.
Margriet kemudian menyuruh Agus mengambil sprei dan membungkusnya. Sore harinya, Agus diminta untuk melarikan diri.
Apakah pengakuan ini berhubungan dengan bercak darah yang ditemukan di kamar Margriet? Ditanya seperti itu, Haposan mengatakan jika hal itu terserah kepada penyidik. "Penyidiklah yang memiliki kewenangan untuk menentukan itu semua," ujarnya.
Dengan begitu, kata Haposan, Agus bukanlah pelaku pembunuhan Engeline. Pelakunya adalah Margriet yang tak lain ibu angkat Engeline.
Pengacara Margriet Christina
Megawe, Hotma Sitompul, menegaskan, kliennya tak melakukan pembunuhan terhadap
anak angkatnya, Engeline. Pernyataan itu menanggapi kicauan tersangka Agus Tai
Andamai (25) yang menyebut jika ia diancam Margriet untuk tidak membocorkan
aksi pembunuhan tersebut.
"Saya tidak baik
mengomentari omongannya Agus. Tapi secara umum begini, kalau orang ini hari ini
bicara A, besok B, lusa C begitu seterusnya. Silakan saja Agus memberikan
keterangan. Tapi saya tidak mau komentari," kata Hotma, Kamis, 18 Juni
2015.
loading...
0 Response to "Margriet Menyuruh Agus Perkosa Engeline Sebelum di Bunuh"
Post a Comment